Dalam menjalani hidup, kita banyak melalui kerikil-kerikil yang terkadang membuat kita berhenti sejenak. Berhenti untuk melihat luka yang ada di telapak kaki. Tak jarang manusia menangis. Meratapi keadaannya saat ini. Kembali merenung, melihat kembali ke belakang.... "Seandainya saja dulu aku ......", "Seandainya saja dia ...", "Seandainya saja kami ..." Kalimat ini selalu muncul di sela-sela kesendirian. Tapi apakah ini semua berguna? Apakah keadaan akan berubah?? TIDAK!!!! Sama sekali TIDAK!!
Kerikil-kerikil yang kita terima adalah suatu proses yang membentuk diri kita. Apakah kita bisa menjadi manusia dewasa yang bisa berpikir positif menghadapi masalah... Tapi seberapa kuat pun aku atau pun kamu, kita hanyalah manusia yang memiliki keterbatasan. Aku membutuhkan orang lain untuk mendukungku, mendorongku untuk lebih berani melangkah ke depan. Begitu juga kamu, membutuhkan orang lain untuk kembali berani menegakkan kepala memandang jauh ke depan.
Hidup adalah harapan. Berharap esok lebih baik dari hari ini. Setiap beban yang ada jangan ditanggung sendiri. Berbagilah dengan yang lain. Terkadang kita hanya membutuhkan seorang pendengar yang setia mendengar kita. Dan itu sudah cukup membuat kita merasa lega. Berusahalah untuk saling mendukung dan saling mendorong. Dan mulailah dari orang yang ada di sekitarmu.
Fight and Expectancy
Memaknai hidup sebagai perjuangan dan pengharapan membuat manusia selalu menghargai hidup itu sendiri.
Jumat, 30 September 2011
Kamis, 29 September 2011
Hidup ...
Add caption |
Hidup manusia itu seperti perjalanan air dari sumbernya di puncak gunung.
Awalnya air itu bersih, ia arungi air terjun, terjepit di celah sempit bebatuan, lewati anak sungai yang mungkin saja kotor.
Namun ia terus bergerak untuk mencapai sungai besar sebelum akhirnya menuju muara dan bergabung dengan samudera.
Langganan:
Postingan (Atom)